Pilihan sparkplug alias busi untuk mesin mobil atau motor kini sangat banyak, khususnya untuk performance plug (busi kualitas premium). Namun demikian,banyaknya pilihan tersebut jangan sampai membuat kita semakin sulit dalam menentukan pilihan.
Kita harus bisa berhati-hati dan lebih selektif lagi, jika menghadapi pihak toko yang seringkali menawarkan busi-busi premium tersebut dengan iming-iming performa yang lebih oke, irit bahan bakar dan sebagainya.
Yang perlu diingat adalah bahwa busi yang berharga mahal tidak selalu menjamin kecocokan dengan mesin mobil atau motor kita. Sebab, setiap mesin memiliki toleransi tertentu untuk spesifikasi busi yang digunakan.
Yang harus kita perhatikan adalah :
HEAT RANGE
Nilai angka heat range dari suatu busi mewakili seberapa panas busi tersebut ketika sedang beroperasi dalam keadaan normal. Jika angka heat range tersebut cocok dengan karakter mesin mobil atau motor Anda, maka busi akan bekerja optimal. Jika busi terlalu panas, maka akan menimbulkan detonasi pada mesin (bunyi ngelitik) yang bisa merusak mesin itu sendiri. Sebaliknya, jika busi terlalu dingin, maka akan banyak penimbunan deposit pada ruang bakar akibat terjadinya gagal pengapian (misfire).
UKURAN BUSI
Berbagai ukuran busi
Busi yang ditemukan pada umumnya ada yang berdiameter kecil dan besar. Untuk hal ini jelas tidak boleh salah beli, pastikan sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan bermotor Anda.
UKURAN GAP BUSI
Gap Busi
Gap adalah jarak antara elektroda busi dengan ground. Pada umumnya ukuran gap adalah sekitar 0.8mm – 1.2mm. Untuk ukuran gap tersebut Anda perlu melihat petunjuk yang terdapat pada buku manual kendaraan bermotor Anda. Beberapa model busi premium tidak bisa dirubah ukuran gap-nya, karena desain busi itu sendiri tidak memungkinkan dilakukan perubahan gap.
RESISTANSI BUSI
Jenis resistansi busi
Periksa jenis busi yang dianjurkan pabrik mobil atau motor tersebut, perhatikan apakah busi tersebut menggunakan suppression resistor di dalamnya. Biasanya jika ada huruf R pada kode busi, itu menunjukkan busi tersebut menggunakan suppression resistor, contoh: NGK BKR6E-11 . Namun tidak selalu demikian, contoh: DENSO IK20 (tidak ada kode R, tapi menggunakan suppression resistor).
Suppression Resistor pada busi digunakan untuk meredam emisi akibat percikan api pada saat proses ignition terjadi. Emisi tersebut menyebabkan gangguan pada sistem kelistrikan dan sensor mesin. Pada umumnya mobil yang bermesin injeksi menggunakan busi dengan suppression resistor, namun tidak selalu demikian.
Semakin besar nilai suppression resistor berarti semakin besar hilangnya daya listrik yang dikirim ignition coil untuk membuat percik api pada busi. Akibatnya semakin besar nilai suppression resistor tersebut akan memperkecil percik api, kecuali jika kabel busi diganti dengan yang beresistansi kecil dan berdiameter besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar